Rabu, 19 Mei 2010

Sahabatku Teman Mimpiku

Hari ini cuaca lagi buruk, diluar hujan sangat deras tapi Galuh belum juga pulang. Kak Tya makin gelisah berulang kali, Kak Tya mengintip keluar di balik jendela untuk memastikan adiknya sudah pulang apa belum?
Ketika Kak Tya tengah menunggu Galuh diruang tamu, kakinya terpeleset dan pantatnya berciuman dengan lantai yang basah. Alangkah sakitnya pantat yang malang itu.
Tak lama kemudian terdengar pintu rumahnya diketuk. Kak Tya bergegas membuka pintu dan Galuh tengah berdiri didepan pintu sambil melambaikan tangannya yang berada di mobil.
“ Galuh darimana saja kamu sih kamu? Kakak sampai khawatir ama kamu! Tegur Kak Tya, Galuh masuk rumah begitu saja tanpa merespon teguran kakanya itu, Kak Tya hanya mengeleng gelengkan kepalanya.
Entah mengapa Galuh menjadi pendiam akhir akhir ini! Kak Tya sendiri tak habis pikir kanapa semenjak perpisahan sekolah, kemauannya sulit untuk dikekang.
Kak Tya teringat beberapa waktu yang lalu tepatnya jam istirahat pertama disekolahnya, Galuh berbincang-bincang dengan 4 sahabat terbaiknya, dia tidak mau persahaban yang telah berjalan selama 3 tahun hilang begitu saja, ia ingin bertemu sahabatnya disekolah.
Suatu ketika Galuh melihat 2 sahabatnya itu tengah bertengkar hebat. Dia hanya bisa berdiam diri saja. Taj tak tau apa yang harus ia lakukan.

Aini sahabatnya bertanya pada Galuh
“Galuh! Kamu ingin berteman sama siapa? Aku apa dia?” ( dengan menunjuk muka indah, sahabat yang Aini musuhi tadi ).
Galuh tak bisa berbicara apa apa, dia hanya diam membisu . didalam hati yang paling dalam dia tak menginginkan kedua sahabatnya seperti ini. Tak lama kemudian Galuh meneteskan air mata kesedihan. Kedua sahabatnya tadi tak merespon kesedihan Galuh.
Pagi - pagi buta Galuh sudah berada di sekolahannya dengan wajah lesu dan lemas.! Aini mendekati Galuh
“ ada apa luh! Kok kayanya kamu sakit?”
“gak ada apa apa kok, aku hanya bingung aja kenapa kamu sama indah bertengkar?” jawabnya pelan,
“ ini Cuma gara gara cowok luh, tenyata aku salah paham ama indah. Nanti aku mau minta maaf kok sama dia! ”
“ Makasih akhirnya kita bisa jadi sahabat kayak dulu” suara Galuh terdengar senang.
Tapi besok adalah hari perpisahan sekolah, mereka akan berpisah alangkah sedihnya hati Galuh, dia hanya bisa mengucapkan

“ SAHABATKU”
Ibarat 1 janji dalam hati takkan dapat ditulis
Takkan dapat dibaca, takan terpisah oleh jarak
Takkan berubah oleh masa dan takkan
sirna oleh amarah, sedikit dimata namun
selamanya akan di jiwa

Galuh ingin persahabatan mereka takkan terpisahkan oleh jarak apapun.
Mengingat kejadian tersebut Kak Tya hanya berani berdiam saja. malam harinya Galuh menghampiri kakanya yang sedang menonton TV sambil membaca buku diruang tengah.
” kak pinjemin Galuh uang donk!” pinta Galuh
“ buat apa ?” Tanya kakaknya
“ Buat beli pulsa kak” jawabnya pelan
“ lho emang pulsa kemarin yang kakak beliin udah habis ta?”
Galuh diam sejenak “ sudah kak ”
“ ya udah sana ambil sendiri dilaci”
Terdengan suara telpon berdering dengan keras. Galuh langsung mengangkatnya. Tenyata telpon itu dari sahabatnya Aini. Aini memberikan kabar tentang sahabat sahabatnya di SMP. Galuh langsung mendengarkannya dengan serius, Aini mengabarkan kalau besok sore sekitar jam 4 indah, qomah sama indah akan kerumah galuh. Senang rasanya hati galuh, akhirnya sahabatnya bisa maen kerumahnya.

Memang persahabatan itu sangat berarti.
Seperti sebuah tangan dan mata.
“ jika tangan terluka, maka mata akan menangis.
Dan jika mata menangis niscaya
tanganlah yang akan mengusapnya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar