Rabu, 16 Juni 2010

LEGENDA MULA DESA BULUREJO

     Alkisah Diceritakan pada zaman dahulu, terdapat suatu kawasan dimana ditumbuhi banyak tanaman dan pepohonan yang rindang. Disana juga banyak ditumbuhi oleh tanaman Belimbing, berbagai macam jenis Belimbing tumbuh subur disana karena tanahnya begitu kering namun sejuk dan sangat baik untuk pertumbuhan tanaman ini.


     Namun lebih anehnya lagi, dikawasan ini juga dtumbuhi pohom Belimbing misterius, karena dari sekian banyak jenis dan macam pohon Belimbing yang ada, hanya pohon ini yang memiliki buah yang aneh. Pohon Belimbing misterius ini memiliki buah yang unik karena buahnya seukuran jempol orang dewasa. Selain itu jika buah telah matang/masak maka warnanya akan berubah menjadi hijau keputihan. Tidak hanya itu buah yang dihasilkan juga tidak sedikit dan sangat cepat sekali pertumbuhannya. Karena keanehan tersebut maka masyarakat luar sering menyeburnya dengan nama Belimbing Wulu karena ukuran buah yang kecil layaknya bulu.


Penemuan buah aneh tersebut merupakan titik awal dari perjalanan desa BULUREJO


     Keberadaan pohon Belimbing Wulu ini telah tersebar dimana-mana. Tak heran jika banyak sekali dijumpai masyarakat luar yang berbondong-bondong datang ketempat yang dijumpai balimbing aneh tersebut hanya untuk sekedar melihat dengan jelas keistimawaan buah Belimbing Wulu tersebut. Mareka yakin hanya di tempat itulah mereka dapat melihat pohon aneh itu, karena ditempat lain tak pernah ditemukan hal aneh semacam itu.


     Selain itu banyak juga masyarakat yang mencoba memakan buahnya, meskipun rasanya sangatlah asam. Namun mereka mempercayai bahwa buah tersebut dapat mengobati berbagai macam penyakit, khususnya penyakit sesak nafas.


     Lambat laun disekitar tempat tumbuhnya pohon itu mulai ramai akan kehidupan manusia, padahal sebelumnya tempat itu hanya berupa lahan kosong yang bukan milik siapa-siapa. Ditempat tersebut juga banyak warga yang membuka lahan disana. Banyak orang juaga telah menggantungkan hidupnya dengan cara menanam, mengembangbiakan dan menjual buah pohon Belimbing Wulu untuk biaya hidup, karena ditempat lain tekan ada buah seperti itu.


Namun....
     Semakin lama, masyarakat setempat mulai berubah akal dan pola pikirannya. Mereka bersikap mengistimewakan dan mulai menjauhi ajaran Agama Islam yang sebelumnya mereka yakini. Bahkan sebagian warga juga memberikan sesaji dan dupa pada malam-malam tertentu sebagai ucapan terima kasih kepada penunggu pohon tersebut.
Hal ini mengundang kedatangan para Ulama yang mulai resah terhadap tingkah laku masyakat disana. Para Ulama ini bertujuan hanya untuk menyadarkan warga yang menjadi syirik adanya pohon itu. Namun, warga tidak sedikit pun menggurbris nasihat para Ulama ini, bahkan merka menganggap para Ulama ini sebagai musuh yang harus dijauhi.


     Pada suatu hari, datanglah seorang Ulama yang ingin beristirahat sejenak didaerah tersebut karena lelah sesudah melakukan perjalanan jauh. Beliau bernama Raharja Dhiningrat. Beliau beristirahat dan tertidur dibawah sebuah pohon yang rindang dekat perkampungan tersebut. Pada malam hari beliau terbangun karena mendengar keramaian disekitar pohon Belimbing Wulu. Beliau terus mengawasi secara sembunyi sembunyi. Tidak lama kemudian beliau terheran-heran tentang apa yang dilakukan masyarakat disana yang memuja-muja pohon Belimbing itu. Setelah para warga pergike rumahnya masing-masing, Ulama itu keluar dan langsung menebang pohon yang dipuja-puja oleh masyarakat sekitar karena menganggap pohon itulah adalah sumber dari sifat syirik warga. setelah itu, beliau pun kembali beristirahat.


     Pada pagi harinya para warga tidak percaya bahwa pohon Belimbing Wulu yang selama ini dikeramatkan telah mati terpotong potong. Merka pun menjadi geram dan sangat marah terhadap orang yang telah memotong pohon tersebut. Masyarakat berkumpul dan bergegas mencari orang yang telah melakukannya. Katika waktu menjelang Sore hari mereka melihat Ulama tersebut beristirahat dan menuduhnya. Raharja Dhiningrat pun dengan berani mengkuinya. Lantas ia pun kembali menasehati warga agar tidak menjalankan kebiasaan itu..
Namun apa yang terjadi. Warga semakin marah dan membunuh Ulama tersebut.dan membuang mayatnya kesungai.


     Setelah kejadian itu, masayarakat mulai sadar tentang apa yang baru saja mereka perbuat. Mereka sangat menyesal karena tak menghiraukan nasehat Ulama itu. Setelah itu mereka menusuri sungai untuk mencari jasad Ulama tersebut namun mereka tak menemukannya kerena hari mulai petang.
Demi mengenang jasa Ulama tersebut, warga berkumpul dan bermusyawarah untuk memberikan sebuah nama kepada tempat yang mereka tinggali selama ini. Merka setuju menamai desa tersebut dengan nama “Desa WuluHarja” yang kependekan dari nana Belimbing Wulu dan nama Ulama yang terlah berjasa yaitu Ulama Raharja Dhiningrat.
Namun dengan berjalannya waktunama desa itu berubah menjadi


“DESA BULUREJO”